News

Kisah Basarnas Temukan Sinyal Black Box Lion Air

Kisah Basarnas Temukan Sinyal Black Box Lion Air

Jakarta, Liputan7up.com – Team SAR Kombinasi selalu berusaha mencari bangkai pesawat Lion Air JT-610 di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat. Masuk hari ke-3, proses penyisiran mulai temukan titik jelas.

Kepala Badan SAR Nasional, Marsekal Muda TNI (Marsda) M. Syaugi, mengatakan, pihaknya bersama dengan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto ikut menelusuri perairan Tanjung Karawang. Kurang lebih saat 12 jam.

Seperti tempo hari, kapal punya TNI, Polri, Basarnas, Kementerian ESDM masih selalu dilibatkan. Totalnya ada empat kapal yang diperlengkapi perlengkapan mutakhir yaitu side-scan sonar, Multi-Beam Echosounder.

Salah satunya bahkan juga memiliki penambahan alat remotely operated underwater vehicle (ROV).

“Empat kapal ini dapat lihat suatu yang berada di basic air atau di basic laut. Berarti alat ini berperan dengan baik,” kata ia, Rabu (31/10).

M. Syaugi meneruskan, dari empat kapal tersebut cuma kapal yang mempunyai alat remotely operated underwater vehicle (ROV) berhasil menjumpai serpihan-serpihan pesawat. Bekasnya, tidak berhasil.

“Kapal pertama kita cek nyatanya yang kita dapatkan dibawa adalah kapal kayu yang terbalik. Lalu ke kapal yang ke-2, kita cek akhirnya rangka kapal.
Kapal ke-3, kita cek dengan alat tersebut panjangnya cukuplah panjang, 16 mtr.. Nyatanya itu bubu,” kata ia.

“Lalu kta hadir ke kapal yang paling akhir. Nah kapal yang paling akhir selain menggunakan dua alat barusan, kapal ini memiliki remotely operated underwater vehicle (ROV). Dari alat ini kita dapat lihat ada serpihan-serpihan sisi kapal.

Tidak hanya serpihan, kapal tersebut ikut berhasil menjumpai tanda ‘ping’. “Kita ikut temukan ping locator. Jadi di black box itu ada ping yang dapat berbunyi kita berdua dengarkan itu, tit tit tit, nada itu terdengar,” tutur ia.

Sayangnya, tim yang ada di kapal tersebut ambil tindakan semakin banyak karena terhalang arus. Ditambah kembali, di titik itu ada pipa pengeboran punya PT Pertamina. Mengakibatkan kapal tidak bisa turunkan jangkar untuk menyetabilkan tempat.

“Di daerah tersebut banyak pipa-pipa dari Pertamina jadi kita telah meminta izin pada yang berkuasa supaya kapal tersebut dapat turun jangkar,” tuturnya.

To Top