Bisnis

Indonesia Bersiap Hadapi Dampak Perang Dagang AS dan China

Jakarta, Liputan7up.com – Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan Indonesia sedang bersiap menghadapi dampak perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang semakin memanas.

JK menyebut Indonesia sedang membangun perjanjian perdagangan dengan beberapa negara. Salah satunya Australia.

“Indonesia sedang memfasilitasi perjanjian dagang dengan Australia, Swiss, Selandia Baru, dan lain-lain untuk mengurangi dampak perang dagang,” kata JK dalam sebuah diskusi di Jakarta, Kamis (28/6).

Hal ini, ucap JK, untuk mengurangi dampak terhadap perekonomian Indonesia. Sekaligus untuk mempersiapkan diri memanfaatkan perang dagang untuk menggenjot ekonomi Indonesia.

JK menjelaskan Indonesia bisa mendapat untung dari perang dagang jika mengelolanya secara baik. Pasalnya, China akan mengalihkan ekspor ke Asia Tenggara karena diblokade oleh AS.

Ia meyakini hal itu akan dilakukan China demi menyiasati perekonomiannya yang diprediksi akan lesu setelah perang dagang.

“Pertumbuhan ekonomi China akan turun ketimbang sebelumnya. Kalau AS, kita belum tahu sebab mana tidak ada yang tahu apa yang mereka pikirkan (lewat kebijakan perang dagang),” tutur JK.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengobarkan perang dagang dengan China saat meneken kenaikan tarif bea masuk produk China bernilai US$50 miliar.

Lalu, Trump juga menantang Uni Eropa, Kanada, dan Meksiko dengan menerapkan tarif impor 25 persen untuk produk baja dan 10 persen untuk aluminium.

China merespons dengan membalas memasang tarif tinggi terhadap 1.000 produk asal AS, seperti kedirgantaraan, robotik, manufaktur, serta industri otomotif.

Uni Eropa juga membalas AS dengan memberlakukan tarif bea masuk sebesar 25 persen atas produk pertanian AS.

 

To Top