News

Gunung Merapi Yogyakarta Status menjadi Waspada

Jakarta, liputan7upcash.com – Seiring meningkatnya aktivitas Gunung Merapi, terhitung mulai Senin (21/5) malam, status aktivitas gunung dinaikkan dari tingkat normal menjadi waspada.

Kepala Seksi Gunung Merapi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Agus Budi Santoso menyampaikan telah terjadi peningkatan aktivitas letusan freatik dan diikuti dengan kejadian gempa VT dan gempa Tremor.

Maka itu, disimpulkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Merapi mengalami peningkatan. Dengan peningkatan status aktivitas Gunung Merapi dari normal menjadi waspada, pihaknya merekomendasikan kepada para pemangku kepentingan untuk menanggulangi bencana Gunung Merapi.

“Salah satunya, kegiatan pendakian Gunung Merapi untuk sementara tidak direkomendasikan kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana,” ungkapnya dalam keterangan tertulis, Selasa (22/5).
Selain itu, penduduk diimbau tak beraktivitas sekaligus mengosongkan wilayah pada Radius 3 kilometer dari puncak. Masyarakat yang tinggal di KRB III mohon meningkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas Gunung Merapi.

“Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segara ditinjau kembali,” katanya.

Kendati demikian, masyarakat diminta tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke pos pengamatan Gunung Merapi terdekat melalui radio komunikasi pada frekuensi 165.075 MHz melalui website www.merapi.bgl.esdm.go.id, media sosial BPPTKG, atau ke kantor BPPTKG, Jalan Cendana No. 15 Yogyakarta, telepon (0274) 514180-514192.

Pemerintah daerah juga direkomendasikan untuk mensosialisasikan kondisi Gunung Merapi kepada masyarakat.

Berdasarkan pengamatan visual dari Pos Pengamatan dan CCTV cuaca cerah terjadi pada siang hari, pagi dan sore hingga malam hari dominan berkabut, disertai hujan berangin.
Asap solfatara umumnya berwarna putih tebal, tekanan gas lemah dengan tinggi maksimum 25 m, teramati dari Pos Kaliurang. Cuaca di Pasar Bubar 12 °C kelembaban 92,3 % RH, tekanan udara 74,26 kph, kecepatan angin maksimum 23,28 km/jam, dan arah angin dominan dari Barat Laut ke Tenggara.

Erupsi Freatik Sehari Tiga Kali

Sebelumnya, pos-pos pemantauan melaporkan terjadi suara gemuruh bersamaan dengan erupsi freatik sebanyak tiga (3) kali kemarin. Masing-masing pada pukul 01.25 WIB durasi 19 menit ketinggian kolom erupsi 700 m, pukul 09.38 WIB durasi 6 menit ketinggian kolom erupsi 1.200 m, dan pukul 17.50 durasi 3 menit ketinggian kolom erupsi tidak teramati.

Erupsi freatik yang terjadi hari Senin (21/5) ini terhitung intensif. Erupsi freatik sebelumnya terjadi pada Jumat (11/5) setelah sekitar 4 tahun tidak terjadi letusan freatik.

Selain itu, pada minggu ini, kegempaan Gunung Merapi tercatat 1 kali gempa vulkanik (VT), 12 kali gempa multiphase (MP), 1 kali gempa tremor, 12 kali gempa guguran (RF), 3 kali gempa letusan, dan 5 kali gempa tektonik (TT). Gempa guguran yang terjadi pada 20 Mei 2018 pukul 21.30 WIB tergolong besar dan sempat terdengar oleh penduduk.

Pada 21 Mei 2018, kegempaan Gunung Merapi tercatat 1 kali gempa vulkanik (VT), 1 kali gempa tremor, 2 kali gempa guguran (RF), 3 kali gempa letusan, dan 3 kali gempa tektonik (TT). Gempa VT dan Tremor terjadi setelah letusan pukul 17.50 WIB. Gempa Tremor berfrekuensi sekitar 0,2 Hz dengan amplitudo rata-rata 5-10 mm.
Suhu pusat kawah sekitar 85 °C meningkat dari kondisi normal (<50 °C). (hyg)

To Top