News

Dilema Polwan Tinggalkan Anak Demi Misi Perdamaian PBB

Dilema Polwan Tinggalkan Anak Demi Misi Perdamaian PBB

Jakarta, Liputan7up.com – Herna Maulana tampak asik bercengkerama dengan anaknya diantara beberapa ratus pasukan perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Polisi wanita (polwan) berumur 30 tahun itu merupakan salah satunya calon pasukan penjaga perdamaian dari Polri yang akan di kirim kelima daerah perseteruan.

Menjadi polwan pilihan, ia mesti ikhlas berpisah dengan anak semata-mata wayangnya yang masih berumur 1,5 tahun untuk waktu yang tidak sesaat. Semua hal sudah disiapkan untuk pekerjaan mulia mengawasi perdamaian dunia.

“Puji Tuhan, suami dan semua keluarga besar memberi dukungan,” tutur Herna saat terlibat perbincangan dengan Liputan6.com di celah prosesi pembaretan di Pusat Latihan Multifungsi Polri, Cikeas, Bogor, Minggu (16/12).

Untuk kontrak awal, pasukan Garuda Bhayangkara ini akan bekerja saat setahun di daerah perseteruan. Bahkan juga bukan tidak mungkin pekerjaannya akan diperpanjang dengan beberapa fakta spesifik.
“Saat kapasitas kita baik dan masih diperlukan disana, kita akan memperoleh peluang extend, dapat dua tahun atau satu 1/2 tahun. Jadi ketetapannya nanti disana, dari pihak PBB,” katanya.

Ini merupakan pengalaman pertama buat polwan berpangkat Brigadir itu jadi pasukan perdamaian. Herna tidak ingin menyia-nyiakan peluang begitu ada seleksi Perorangan Police Officer (IPO) untuk pasukan perdamaian PBB yang cuma digelar tiga tahun sekali oleh Polri.

Ia sadar pada semua resiko jadi pasukan penjaga perdamaian PBB, diantaranya jauh dari beberapa orang yang dicintai. Mujur anggota Direktorat Lantas Lintas Polda Metro Jaya itu mempunyai suami yang begitu memahami pekerjaannya di Korps Bhayangkara.

Sang suami, Arto Feraberlin yang keseharian kerja menjadi protokoler di kementerian ini mengakui siap bertindak menjadi ibu buat anaknya, bahkan juga baby sitter sekalinya.

“Saya pribadi siap tidak siap mesti siap, karena ini adalah panggilan langsung dari negara yaitu merah putih, dimana saya pribadi mesti dapat jadi seorang bapak, ibu, dan mungkin jadi seorang baby sitter ikut,” papar Arto.

Sang anak bernama Alfredo Kristian Frederik cukup sudah terlatih ditinggal bapak dan ibunya bekerja. Bila ke-2 orangtuanya berdinas, balita tersebut akan tinggal bersama dengan neneknya.

Herna memanglah belum tahu benar kapan ia akan diberangkatkan ke Sudan Selatan (UNMISS). Akan tetapi ia sudah mempersiapkan semua langkah untuk menyembuhkan kerinduannya pada keluarga, terpenting Alfredo, anaknya yang masih balita.

“Mungkin nanti saya akan bawa serta kaos kutang anak saya yang belumlah dicuci. Jadi itu untuk pelepas rindu nantinya. Jadi jika saya rindu, saya akan mencium berbau keringat anak saya disana nanti,” kata Brigadir Herna.

Ia ikut sudah lakukan observasi dan diskusi dengan senior-seniornya yang sempat bekerja di Sudan Selatan. Ia pastikan sarana jaringan internet disana aman untuk komunikasi jarak jauh.

“Koneksi internet disana cukup bagus. Jadi tentu mungkin nanti satu hari sekali saya harus komunikasi dengan keluarga,” tuturnya.

Wanita berumur 30 tahun itu ingin hadirnya disana bisa memberikan faedah yang baik buat warga yang hidup di daerah perseteruan. Setidaknya hadirnya dapat jadi pelita untuk perdamaian di Sudan Selatan.

“Whatever lah kasus disana, yang terpenting kita disana bisa saja lilin kecil, kita bisa saja sisi dari mereka, dapat merasakan apakah yang mereka rasakan saat ini di negaranya, jadi kita dapat jadi pendamai lah,” kata Herna penuh berharap.

Polri sendiri gagasannya akan memberangkatkan 381 personelnya yang terhimpun dalam dua Formed Police Unit (FPU) dan Police Advisors Indonesia. Mereka akan diletakkan di lima misi PBB, diantaranya Sudan (UNAMID), Afrika Tengah (MINUSCA), Haiti (MINUJUSTH), Sudan Selatan (UNMISS) dan Kongo (MONUSCO).

381 Personil tersebut terbagi dalam 198 personil FPU 11 ke UNAMID, 154 personil FPU 1 ke MINUSCA, serta 29 personil Police Advisor yang terbagi dalam dua personil ke MINUJUSTHS, tujuh personil ke UNMISS, 14 personil ke MONUSCO, dan enam personil ke MINUSCA. Dari keseluruhan keseluruhnya, 43 salah satunya merupakan polisi wanita (polwan).

Hari ini mereka lakukan kebiasaan pembaretan yang di pimpin langsung Kepala Divisi Jalinan Internasional Polri Irjen HS Maltha. Acara tersebut ikut didatangi oleh keluarga beberapa peserta kontingen Garuda Bhayangkara.

Dengan simbolik, pembaretan dikerjakan oleh Kadiv Hubinter Polri bersama dengan jajarannya. Selebihnya, pembaretan dikerjakan oleh keluarga beberapa pasukan peacekeeper semasing.

Kebiasaan pembaretan ini ikut disemarakkan dengan atraksi simulasi pengamanan tamu VIP di daerah perseteruan, perlakuan pengungsi, sampai operasi pembebasan sandera.

To Top