Bisnis

Dampak Perang Dagang AS-China Kembali Memanas, Rupiah Melemah

Jakarta, Liputan7up.com — Nilai tukar rupiah ditutup di posisi Rp14.638 per dolar Amerika Serikat (AS) pada akhir perdagangan pasar spot hari ini, Kamis (23/8). Posisi ini melemah 64 poin atau 0,44 persen dari penutupan kemari, Selasa (21/8) di Rp14.574 per dolar AS.

Pelemahan rupiah di pasar spot merupakan yang terburuk dibandingkan mata uang utama negara di kawasan Asia lain. Diikuti renmimbi China melemah 0,43 persen, rupee India minus 0,39 persen, baht Thailand minus 0,33 persen, dan dolar Singapura minus 0,3 persen.

Lalu, yen Jepang minus 0,28 persen, won Korea Selatan minus 0,21 persen, ringgit Malaysia minus 0,19 persen, dan dolar Hong Kong minus 0,01 persen. Hanya peso Filipina yang berhasil bertahan di zona hijau dengan menguat 0,03 persen dari dolar AS.

Begitu pula dengan mata uang utama negara maju yang ikut rontok dari dolar AS. Franc Swiss melemah 0,07 persen, dolar Kanada minus 0,28 prsen, poundsterling Inggris minus 0,32 persen, euro Eropa minus 0,36 persen, dolar Australia minus 0,74 persen, dan rubel Rusia minus 0,9 persen.

Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.620 per dolar AS atau juga melemah dari posisi kemarin Rp14.568 per dolar AS.

Analis Monex Investindo Dini Nurhadi Yasyi mengatakan rupiah dan sejumlah mata uang negara di dunia ‘ramai-ramai’ keluar dari zona hijau karena sentimen perang dagang AS-CHina yang kembali memanas.

“Kedua negara, baik AS dan China, kembali meresmikan pengeluaran kebijakan tarif impor untuk masing-masing barang senilai US$16 miliar. Ini meningkatkan kekhawatiran investor akan perang dagang karena kedua negara sama-sama eras kepala,” katanya kepada Liputan7up.com, Kamis (23/8).

Hal ini, katanya, mengubah ekspektasi pasar yang sebelumnya sempat menilai bahwa AS-China akan mengadakan pertemuan dan berujung damai untuk mengakhiri perang dagang mereka.

Di sisi lain, ada pula tekanan dari rencana kenaikan tingkat suku bunga acuan bank sentral AS, The Federal Reserve yang diperkirakan terjadi pada 27 September 2018 mendatang.

Sayangnya, di tengah derasnya sentimen eksternal ini, justru tidak ada sentimen positif dari dalam negeri yang bisa menahan pelemahan rupiah. Walhasil, rupiah jadi yang terburuk di Asia pada perdagangan hari ini.

To Top